TITIK BALIK SEJARAH CLEANING SERVICE DIDUNIA DAN INDONESIA
SEJARAH CLEANING DI DUNIA
Meskipun sejarah singkat tentang hal-hal spesifik, tetap saja mengingat bahwa pembersihan rumah dan layanan tata graha setua peradaban itu sendiri. Ketika rumah tangga mencapai jumlah kekayaan yang cukup, mereka menyerahkan tugas rumah tangga mereka, biasanya kepada wanita yang jauh kurang beruntung.
Tidak seperti pembersih rumah, layanan pembantu menikmati status tinggi dalam keluarga. Mereka memiliki kamar tidur sendiri dan kadang-kadang bertindak sebagai orang percaya dan pendamping bagi orang-orang yang mereka layani. Peran pembantu rumah tangga memiliki prestise yang jauh lebih rendah.
Pada tahun-tahun awal A.S., pembantu rumah tangga dan pembantu rumah tangga seluruhnya adalah wanita, yang sebagian besar adalah imigran generasi pertama. Mereka tidak memiliki status sebagai karyawan atau perlindungan atau tunjangan apa pun sampai akhir 1800-an. Namun, mereka bekerja keras, memiliki jam kerja yang panjang, dan tidak ada jaminan atau perlindungan.
Sensus tahun 1870 mengungkapkan bahwa 52 persen pekerja perempuan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) melacak pekerjaan berdasarkan sektor dan memberikan rincian berdasarkan jenis kelamin. Pada tahun 2016, wanita masih memegang sebagian besar pekerjaan di penitipan anak, perawatan, salon kecantikan, dan layanan kebersihan. Awak Pembersihan Rumah dan Layanan Pembantu
Sejarah industri kebersihan di dunia dimulai pada abad ke-17, ketika sebuah badan usaha yang menamakan dirinya Frankfurt Cleaning Industry beroperasi setelah berperang selama 30 tahun di Jerman Utara.
Proyek pertama mereka dimulai dengan pekerjaan membersihkan
dinding dan mobil dengan menggunakan sikat. Setelah itu mereka mulai
menggunakan sapu, ember, dan tangga untuk merambah proyek pembersihan fasilitas
kota saat itu.
Keberadaan industri kebersihan semakin dibutuhkan seiring
terjadinya revolusi industri pada abad ke-19 di Frankfurt, Jerman. Di
tengah arus industrialisasi yang mulai menjamur saat itu, berdirilah Belgia
Ernest Solvai, sebuah perusahaan yang memproduksi kaca bangunan. Melihat
sisi peluang bisnis dari
hasil produksi itu, Prancis Marius Moussy , seorang
berkebangsaan Prancis yang menetap di Berlin mendirikan Franzosisches
Reinigungsinstitut yang merupakan institut kebersihan Prancis pada
tahun 1878. Sebuah perusahaan yang memfokuskan bisnisnya dalam pembersihan kaca
gedung.
Bermula dari pembersihan kaca gedung, para karyawan Moussy
mulai berpikir mandiri dengan mendirikan beberapa perusahaan sejenis. Mereka
mulai melebarkan sayap bisnis pelayanan kebersihan yang tidak hanya
membersihkan kaca gedung saja, namun juga membersihkan gedung perkantoran,
stasiun kereta api, sampai dengan gedung kementerian Frankfurt.
Pada 1934, profesi klining servis diakui oleh pemerintah
Jerman sebagai salah satu profesi profesional dan menjadi merek dagang negara.
Dari sekitar 34.000 perusahaan klining servis yang
berdiri, beberapa di antaranya bahkan sudah ada yang lebih dari 100 tahun
berdedikasi dalam dunia jasa kebersihan.
Untuk secara sah diakui menjadi seorang kliner, para
calon pekerja di Jerman harus mengikuti pendidikan yang setara dengan strata
D3, setelah itu, mereka diuji oleh para master klining servis yang
berpengalaman. Bagi siapa pun yang ingin mendirikan perusahaan klining servis
harus terlebih dulu bekerja sebagai seorang kliner dengan masa kerja minimal
tiga tahun sebagai persyaratan mutlak mendapatkan izin usaha pendirian. Belum
cukup dengan itu, orang itu juga harus pernah bekerja sebagai kliner minimal
selama enam tahun dan kemudian wajib mengikuti ujian lagi untuk mendapatkan
gelar master klining servis.
Berikut adalah kronologis perkembangan bisnis industri
klining servis di Eropa dan Amerika yang diambil dari berbagai sumber:
1878
Prancis Marius Moussy mendirikan
"Prancis Cleaning Institute" yang berbasis di Berlin,
Jerman. Memfokuskan pelayanan pada pembersihan kaca
gedung.Pada tahun berikutnya, para mantan karyawan Moussy yang
sudah mandiri mendirikan beberapa perusahaan baru, salah satunya adalah Cleaning
Advance Institute yang memulai pelayanan kebersihan dalam cakupan yang lebih
luas lagi. Tidak hanya pembersihan kaca gedung, namun juga konstruksi bangunan,
perkantoran, stasiun kereta api, sampai dengan gedung-gedung pemerintahan.
1886
Samuel C. Johnson memulai usaha pemeliharaan lantai di
Racine, Wisconsin USA
1888
Pembersihan luar gedung (Building Exteriors) pertama kali dilakukan di Frankfurt oleh seorang kepala mekanik kendaraan. Bahan kimia wax floor, yaitu pelapisan lantai berbahan lilin, diproduksi pertama kali oleh SC Johnson.
1901
Asosisasi perusahaan klining servis Jerman berdiri pada
bulan April dengan Ernst Kelterborn Gottingen yang bertindak
sebagai inisiator.
1901
Majalah klining servis pertama diterbitkan dengan nama International
Journal of Cleaning Institute & Business Network.
Asosiasi perusahaan klining servis Jerman mulai mendirikan
beberapa cabang di setiap kabupaten, sampai dengan pembinaan
kelompok-kelompok kecil di daerah untuk mengembangkan perusahaan sejenis dan
memelopori pembentukan serikat pekerja klining servis di Jerman.
Para pengusaha klining servis di Jerman mendesak pemerintah
untuk membuat surat pengakuan yang menyejajarkan profesi klining servis sebagai
bagian dari profesi profesional yang diakui oleh pemerintah.
1914 - 1918
Hampir semua pekerja pria klining servis direkrut menjadi
tentara atau pekerja di pabrik persenjataan, dan posisi mereka digantikan oleh
kaum wanita sebagai manajer pertanian dan pekerja pembersih kaca selama perang.
Dalam hal ini, asosiasi lalu berfungsi sebagai lembaga pendidikan singkat dan
penyedia fasilitas kerja.
1920
Asosiasi perusahaan klining servis Jerman Selatan didirikan.
Begitu juga di Jerman Barat
Daya, yang didirikan di Hannover, memusatkan pelayanan
pada pembersihan kaca gedung. Perusahaan klining servis mengalami perkembangan
yang pesat pada tahun 1926-1927,menyusul dengan terbentuknya
beberapa serikat pekerja klining servis.
1928
Buku tata cara pembersihan gedung pertama kali diterbitkan oleh Düsseldorf Clemens.
1929
Federasi Nasional Pembersihan Kaca dan Gedung didirikan. Asosiasi ini merupakan gabungan dari enam
asosiasi regional, yaitu asosiasi perusahaan klining servis Jerman Barat,
Jerman Selatan, Jerman Utara, Jerman Timur, Sachsen, dan Jerman
Tengah. Düsseldorf Clemens terpilih menjadi ketua pertamanya.
Pada 30 Januari 1933, Nazi mengambil
kekuasaan dan memberlakukan “serikat wajib” dan semua profesi diwajibkan untuk
bergabung dalam serikat tersebut.
Pada 30 Juni 1934, pemerintah Nazi mengeluarkan surat keputusan bahwa semua profesi harus berada di bawah naungan Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman. Partai memiliki hak penuh untuk mengatur kebijakan berjalannya usaha. Asosiasi nasional pembersihan kaca dan gedung dibubarkan.
1939 - 1945
Perang membawa kemunduran yang amat besar bagi dunia
industri jasa pembersihan. Untuk yang kesekian kalinya, para pria diwajibkan
untuk bergabung dalam kemiliteran atau bekerja di pabrik senjata, dan para
wanita dilarang untuk bekerja. Banyak gedung hancur karena serangan udara, dan
banyak perusahaan yang tidak beroperasi selama perang berlangsung.
1945
Setelah perang berakhir, kondisi perekonomian sudah mulai
pulih dan bisnis jasa pembersihan kaca dan gedung berkembang semakin pesat
sampai sekarang.
(Sejarah perkembangan bisnis klining servis di dunia
berkembang beriringan dari abad ke-19. Tidak hanya di Jerman namun juga di
Amerika dan belahan Eropa lainnya. Bahkan, revolusi industri klining servis
juga terjadi di negara-negara lain, yang mungkin belum tercatat.)
Copas Sumber dari : kompasiana.com
SEJARAH CLEANING DI INDONESIA
Profesi klining servis di
Indonesia mulai dikenal pada 1960. Saat itu jasa klining servis belum
berkembang seperti saat ini karena pengguna jasanya belum banyak mengenal dan
membutuhkan. Salah satu penyebab adalah belum banyaknya gedung perusahaan yang
dikelola oleh swasta.
Pola
penanganan kebersihan di perkantoran saat itu masih ditangani oleh pegawai
gedung kantor itu sendiri dengan cara yang sederhana dengan hanya bermodalkan
kemoceng, kain lap, sapu ijuk, pengki, ember, dan kain pel tradisional.
Demikian juga dengan cairan pembersih yang digunakan, hanya sebatas deterjen
dan sabun colek yang dicampuri air.
Pada 1970,
sudah ada perusahaan klining servis yang muncul bersamaan dengan pembangunan
Hotel Indonesia dan gedung Sarinah di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, bernama PT.
Setrasari yang tercatat sebagai perusahaan jasa kebersihan
pertama di Indonesia.
Pada 1980,
gedung Kementerian Kehutananan, Manggala Wanabakti,
didirikan dan menjadi momentum munculnya terobosan baru dalam dunia klining
servis Indonesia. Di era 80-an, gedung Manggala Wanabakti merupakan
gedung yang paling megah dan sulit pengerjaannya dengan permukaan lantai
berbahan parquet,
berikut ornamen yang cukup rumit dan detail di sekeliling ruangan dalam.
Dibutuhkan ketelitian dan teknologi tepat guna untuk pemeliharaannya.
Adalah Franz Tjhandra Purnama yang berada
di bawah bendera PT. Resik Cemerlang mampu
menangkap peluang yang ditimbulkan dari kerumitan pengerjaan Gedung
Manggala Wanabakti. Setelah kontrak ditandatangani dan
disepakati, Franz menunjukkan keseriusannya dengan memberi terobosan inovatif
pada masanya. Ia mulai menanamkan akar perubahan modernisasi bisnis klining servis dengan
mengadopsi sistem klining servis dari Belanda.
Terobosan yang
dilakukan oleh pria kelahiran Surabaya ini dinilai cukup berani dengan
mengimpor alat dan bahan kimia klining servis dari Belanda dan Jerman, seperti sprayer sampai
mesin low
speed polisher dan scrubber.
Tidak hanya
itu, pada 1983 Franz mengundang trainer klining
servis dari Belanda untuk membangun sistem kerja perusahaannya dan Rini S. Bono
pernah tercatat sebagai salah seorang hospitality trainer di
PT Resik Cemerlang untuk memberikan pelajaran tentang cara pelayanan berstandar
internasional.
Dalam hal
kesejahteraan karyawan, Franz terkenal sangat memperhatikan para karyawannya.
Pada 1983, setiap kliner yang dalam masa percobaan tiga bulan dibayar sebesar
Rp7 ribu per hari. Setelah lolos dari masa percobaan, mereka diangkat sebagai
karyawan tetap dengan gaji bulanan pertama hingga sebesar Rp 150 ribu, belum
ditambah dengan pembayaran lembur di atas rata-rata pekerja pada saat itu.
Pernah terjadi
pada 1996, Franz membayarkan Tunjangan Hari Raya kepada karyawannya hingga
sebesar tiga kali lipat gaji yang seharusnya mereka dapatkan.
Dalam
penampilan dan perlengkapan, Franz memberlakukan peraturan yang ketat bagi
setiap karyawannya. Karyawan pria dilarang untuk memelihara kumis, jenggot, dan
jambang. Potongan rambut yang diharuskan rapi serta setiap karyawan pekerja
harus selalu dilengkapi dengan tas khusus berisi air minum, seragam khusus,
sepatu, serta topi bagi pekerja di luar ruang.
Tata cara
penggunaan alat serta pencampuran bahan kimia pembersih sudah merupakan materi
pembelajaran wajib bagi setiap calon karyawan yang ingin bekerja. Persyaratan
penerimaan karyawan pada saat itu cukup berat, setiap calon karyawan harus
menghafal semua nama alat dan bahan kimia pembersih dengan bahasa aslinya, bahasa
Jerman dan Belanda. Mereka juga diwajibkan menghafal berat dan ukuran dari
masing-masing alat serta kegunaannya.
Perjalanan sejarah cleaning service
di Indonesia dari pertama kali masuk, sampai saat ini menjadi bisnis yang
menjanjikan. Hal ini dimulai pada tahun :
·
1960
Pada tahun ini perusahaan cleaning service belum banyak berkembang, sebab
ketika itu belum banyak gedung atau perusahaan berdiri. Proses penanganan untuk
kebrsihan perkantoran saatu itu dilakukan oleh pegawai mereka sendiri dengan
cara yang sederhana bermodal kain lap, sapu ijuk, pengki, kemoceng, kain pel,
dan ember. Sementara untuk cairan pembersih menggunakan sabun coleh atau
deterjen yang di campur air.
·
1970
Di tahun 1970 ini ada pembangunan Hotel Indonesia, bersamaan dengan itu hadir
perusahaan yang bergerak dalam bidang cleaning service bernama PT Setrasari.
Pada sejarah cleaning service di Indonesia perusahaan ini menjadi perusahaan
cleaning service pertama.
·
1980
Manggala Wanabakti sebagai gedung dari kementrian kehutanan Indonesia
didirikan, hal ini juga menjadi momentu untuk membuat trobosan baru dalam dunia
bisnis cleaning service. Pada era 80 itu, Manggala menjadi gedung terbesar dan
termegah dengan detai permukaan yang rumit dengan bahan parquet.
Karena ornament memiliki detail yang sangat rumit di setiap ruangannya, maka
untuk membersihkannya membutuhkan tenaga ahli agar tidak merusak ornament
tersebut. Franz Tjhandra Purnama melihat peluang ini dengan membawa bendera PT
Resik Cemerlang untuk pemeliharaan gedung Manggala Wanabakti.
Setelah penanda tanganan kerjasama antar kedua belah pihak, Franz menunjukkan
keseriusan dalam bisnis cleaning service dengan memberi berbagai inovasi.
Menurut sejarah cleaning service di Indonesia, dia membuat perubahan penanganan
dengan moderenisasi. Dimana mereka mengadopsi sistem cleaning service asal
Paman Sam – Belanda.
Terobosan-terobosannya terbilang sangat berani untuk perusahaan cleaning
service baru di Indonesia. PT Resik Cemerlang membeli bebagai bahan kimia dari
Jerman dan Belanda, bahkan mereka membeli sprayer, scruber, dan low spee
polisher untuk memfasilitasi pegawainya dalam bekerja.
·
1983
Sebagai pertama kalinya dalam sejarah cleaning service di Indonesia, Franz
memanggil seorang trainer asal Belanda untuk membantu membangun sistem kerja
yang ada diperusahaan. Rini S. Bono pernah tercatat sebagai salah satu
Hospitality Trainer untuk mengajar para pegawai dari PT Resik Cemerlang dan
cara memberi pelayanan dengan standard Internasional.
Franz Tjhandra Purnama adalah sorang pemimpin yang memberi perhatian besar
kepada karyawannya. Dimana dia memberi bayaran kepada karyawan dalam masa
training, sampai akhirnya mereka lolos dan menjadi karyawan tetap dari
perusahaannya.
·
1996
Franz memberikan THR (tunjangan hari raya) kepada setiap karyawannya sebesar 3
kali lipat gajinya, sehingga menjadi sejarah cleaning service yang memberikan
THR pertama. Bersama itu, dia juga membuat peraturan ketat untuk perlengkapan
dan penampilan karyawannya.
Setiap karyawan di larang memelihara jambang, kumis, dan jenggot serta rambut
harus selalu dengan potongan rapih (tidak gondrong). Selain itu, setiap pegawai
akan diberikan tas khusus untuk membawa minuman, sepatu, seragam khusus, dan
topi bagi karyawan yang bekerja di luar ruangan.
Bukan hanya itu, setiap karyawan akan mendapat pelajaran khusus untuk mencampur
bahan kimia pembersih. Hal ini membuat penyeleksian penerima karyawan sangat
berat kala itu, sebab untuk bisa lolos mereka harus menghafal semua peralatan
dan bahan kimia yang digunakan dengan bahasa Jerman dan Belanda sebagai nama
aslinya.
Tidak heran, jika PT Resik Cemerlang
merupakan satu-satunya perusahaan cleaning service dengan taraf Internasional
di Indonesia, dengan menggunakan sistem service Eropa. Sejarah cleaning service
juga mencatatnya sebagai pelopor pertama di Indonesia dalam mengadopsi sistim
modernisasi cleaning service.
Cleaning Chemical Solution
Jalan Tk. Pancoran IV Blok I No 12
Denpasar - Bali - Indonesia